Selasa, 08 Mei 2012

PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL (KF) DAN KECAKAPAN HIDUP WARGA BELAJAR

PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL (KF) DAN KECAKAPAN HIDUP WARGA BELAJAR DI DESA KEDUNGJATI KECAMATAN KEDUNGJATI KABUPATEN GROBOGAN
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
Abstrak
Pada tahun 2007 di Kabupaten Grobogan terdapat 12.334 jiwa dengan rincian 3.755 laki-laki dan 8.679 perempuan. Tahun 2008 sasaran target penyandang buta aksara sebanyak 580 jiwa dengan rincian 51 kelompok yang terdiri dari pembinaan 15 kelompok dan pemberantasan 14 kelompok. Akan tetapi ketika pada awal tahun 2008 dilakukan pendataan, ternyata masih ditemukan penduduk buta aksara khususnya di desa kedungjati. Artinya, masih terdapat jumlah penyandang buta aksara di Indonesia. Penyebab tingginya buta aksara di Indonesia adalah kemiskinan dan pengangguran. Oleh sebab itu, dibutuhkan strategi dalam rangka penuntasan buta aksara tersebut. Salah satu strategi yang dimaksud adalah dengan program kecakapan hidup. Dalam hal ini, pembelajaran Keaksaraan Fungsional sebagai salah satu upaya pendukung rencana strategi penurunan angka buta aksara. Pada dasarnya penelitian ini mempunyai rentangan masalah yang cukup luas. Keluasaan tampak pada masalah yang berkaitan dengan proses dan hasil belajar keaksaraan fungsional. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah pembelajaran keaksaraan fungsional meningkatkan kecakapan hidup warga belajar dan apakah hasil pembelajaran keaksaraan fungsional mengubah sikap camat pada pelaksanaan program PBA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: Pengaruh pembelajaran keaksaraan fungsional meningkatkan kecakapan hidup warga belajar; dan pengaruh pembelajaran keaksaraan fungsional mengubah sikap camat pada pelaksanaan program PBA. Metode penulisan   yang digunakan adalah pendekatan penulisan yaitu pendekatan deskriptif berdasarkan kajian kepustakaan, sumber kajian, selain itu kami menggunakan prosedur penulisan karya ilmiah.
Hasil analisis dan sintesis yang Setelah dilakukan proses pembelajaran sebanyak 79 persen materi pembelajaran berupa kemampuan membaca, menulis dan berhitung dapat dikuasai warga belajar. Kompetensi berhitung memperoleh skor tertinggi, yaitu sebesar 85 dari rentang skor 1-100; Setelah mengikuti pembelajaran keaksaraan fungsional warga belajar memperoleh temuan kecakapan hidup berupa ketrampilan praktis membuat torakur yang dikuasai oleh warga belajar dengan nilai rata-rata 3,34 dari rentang skor 1,00-4,00. Nilai tersebut menunjukkan bahwa penguasaan warga belajar atas ketrampilan membuat kue apem baik; Warga belajar memperoleh nilai rata-rata 3,39 atas penguasaan ketrampilan praktis menghias payet dari rentang skor 1,00-4,00, hal ini menunjukkan bahwa ketrampilan praktis tersebut dapat dikuasai dengan baik oleh warga belajar dan pada gilirannya dapat digunakan untuk sebagai bekal mencari tambahan penghasilan; dan Setelah mengetahui akan manfaat pembelajaran keaksaraan fungsional bagi warga belajar, terjadi perubahan sikap camat pada program PBA. Bila sebelumnya cenderung memberi respons negatif berubah positif dengan mendukung sepenuhnya   pelaksanaan program tersebut.
Kata kunci: pembelajaran, keaksaraan fungsional, kecakapan hidup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar